Bagaimana Agar Menulis Bisa Menyenangkan?

 

Yinda bercita-cita menjadi penulis. Berbagai teori menulis sudah dipelajari. Buku-buku tentang bagaimana menulis tidak lupa untuk dibeli. 


Namun tetap saja Yinda tidak mulai menulis. Jikalau menulis, baru menulis satu kalimat sudah bingung untuk melanjutkan.

Lalu Yinda kembali mencari-cari tutorial menulis. Baik dari blog ataupun video. Saat membaca atau menonton tutorial menulis Yinda bersemangat, seolah-olah mengerti apa yang sedang dipelajari. 

Lalu dengan semangat 45, Yinda mulai mempraktekkan apa yang baru saja dipelajari. 

Namun kembali, rasa buntu menyerang Yinda untuk menulis. Lalu Yinda mulai berpikir, mungkin menulis bukanlah profesi yang cocok baginya. 


Lama-lama keinginan menjadi penulis pelan-pelan memudar. Semakin yakin bahwa dirinya tidak berbakat dalam menulis. 


Yinda lupa, menulis adalah bentuk seni Menjadi penulis berarti menjadi seniman. 


Esensi seni adalah rasa. Tanpa ada rasa tentu menulis menjadi membosankan. Apalagi jiga mempunyai motivasi yang tidak cocok di dunia seni.  

Andaikan Yinda menumbuhkan rasa dalam proses menulis, tentunya secara otomatis bisa lebih menikmati proses menulis itu sendiri. 

Seni menulis sama seperti seni yang lain. Mempunyai taste atsu selera masing-masing. Yang terpenting adalah bagaimana seniman itu menikmati dalam proses menulis.

Setelah merenung, Yinda mulai melakukan pendekatan proses menulis dengan seni. Salah satunya berkreativitas dan bereksperimen. 

Salah satu seni dalam menulis adalah seni bercerita. Yinda mulia membuat cetita dalam tulisannya. 

Salah satu ciri khas cerita adalah memiliki tokoh utamanya. Yinda menciptakan tokoh utama atau karakter untuk tulisan nya. 


Melalui karakter dalam tulisannya, Yinda bisa menyampaikan pesan melalui cerita yang dialami karakter dalam tulisan.  

Dengan menciptakan karakter, Yinda seperti seorang dalang yang berkuasa terhadap karakter dalam tulisan itu. Yinda bisa menciptakan berbagai cerita sesuai imajinasinya. 

Apapun jenis tulisannya, Yinda lebih mudah menyampaikan pesan melalui karakter. 

Misal Yinda ingin menulis tentang bahaya narkoba. Maka Yinda bisa menciptakan tokoh fiktif dimana karakter tersebut mulai mengenal narkoba dan berbagai dampak buruknya. 

Melalui cerita, Yinda bisa mengupas mengapa tokoh fiktif tersebut bisa menjadikan narkoba sebagai pelarian. Pembaca bisa penasaran untuk mengetahui nasib karakter dalam cerita tersebut. 

Setelah mengetahui teknik bercerita, Yinda semakin asyik menulis dan menjalani apa yang diinginkan sebagai penulis.  

Melalui cerita, Yinda seperti mempunyai tantangan menarik untuk diceritakan. Ada sejuta cerita yang tidak habis-habis untuk bercerita.

Komentar

Postingan Populer