Pengalaman naik DAMRI dari Singkawang Culture Center(SCC) ke Bandara Supadio Pontianak


-Menggunakan DAMRI Apps. Lalu memilih jadwal keberangkatan pukul 23.00. Mungkin terjadi kesalahpahaman. Pukul 23.00 tersebut adalah jam berangkat bukan dari SCC.

-Masalahnya, di SCC tidak ada agen DAMRI. Penulis bertanya ke penjual di situ, informasinya, agen sudah pindah ke Jalan Kalianyang. Tapi di aplikasinya ada rute dari Singkawang Culture Center.



-Mencari nomor agen Singkawang yang bisa dihubungi. Dengan bantuan Google Maps akhirnya dapat. Lalu bertanya tentang tidak ada petugas di SCC.


-Dijawab bahwa data penumpang telah terdata. Sambil dikirim dat penumpang. Katanya nanti bakal ditelpon. Sambil nunggu, duduk-duduk di Pekong Tri Dharma Bumi Raya.


-Sudah pukul 23.00. Tapi belum ada yang menghubungi. Mulai muncul rasa khawatir. Mencoba WA krmbali ke agen DAMRI, mungkin tidak terbaca karena sudah malam.


-Akhirnya menulis artikel ini. Kita tunggu kelanjutannya. Ini juga sebagai trik bahwa bisa produktif di situasi apapun.


-Jika dari Sambas pukul 23.00, maka sampai Singkawang kemungkinannya pukul 1. Setelah mencari informasi sana-sini akhirnya menemukan kontak penumpang dengan bus sama. Namun dia menunggu di Kalianyang. Sedangkan penulis menunggu di SCC, karena berdasarkan aplikasi DAMRI App. Penumpang tersbut memberi nomor WA yang benar-benar agen Singlawang.


-Berarti memang menunggu telepon. Di sini bisa diambil sedikit kesimpulan bahwa rasa khawatir bisa disebabkan karena kurangnya informasi. Sama seperti masalah kehidupan yang seringkali tidak jelas.


-Sekarang pukul 11.55. Jadi kurang lebih satu jam lagi bus sampai. Atau 45 menit lagi akan ditelpon.


-Dalam 45 menit apakah uang bisa dibuat? Jika satu artikel membutuhkan waktu 15 menit maka bisa membuat setidaknya 3 buah artikel. Lumayan juga, menunggu sekaligus menghasilkan sesuatu.


-Pukul 12.29 lampu SCC dimatikan. Sehingga gelap-gelapan deh. Nunggu satpam yang nanyain kok ga ditanyakan.


-Akhirnya ngechat agen Singkawang  resmi. Sekarang 12.36. Belum ditelpon juga. Agen Singkawang kasih tahu no telpon supir.


-Terus nelpon supir. Akhirnya suruh nunggu. Kasihan jika penumpangnya ga ada akses ingormasi. Mungkin banyak yang perlu dibenahi dari DAMRI APPS. Syukurlah bis telpon.


-Tinggal nunggu DAMRI, sendirian di luar pagar SCC. Tapi tetap bersyukur masih ada DAMRI.


-Sekarang 12.54. Harapannya 5 menit lagi datang. Semoga. Tapi seru ada cerita.


-Semoga saja tidak hujan. Karena tadi ada tetesan air. Semoga hanya mendung.


Jalanan sepi. Bikin seru nih. 12.58. Ayo dong datang. Please.


-Kalau toleransi bisa 10 menit lagi. Tapi udah ga sabar. Mungkin yang jadi pelajaran adalah menemukan contact person jika menyangkut hal-hal penting seperti ini.


-Sudah 1.01. Ayo dong. Please. Semoga segera datang. Di manakah DAMRI ku oh DAMRI... 😂


1.03. Untung tadi ku bertanya kepada penumpang. Sehingga akhirnya bisa telpon sopir. OMG.


Toleransi 10 menit harusnya 6 menit lagi. Kaki mulai goyang tanda ga sabar. Dan belum terdengar suara DAMRI. Hanya motor yang banyak lewat. 

Ada orang jalan. Ternyata sama-sam penumpang DAMRI. Akhirnua ada teman. Reaksi pertama lihat SCC cukup kaget karena tutup. 

Ngobrol-ngobrol sebentar. Teman baru ini tinggal Denpasar. Hebatnya di tidak nyewa tempat. Istilah dia adalah ngemper. Tidur di emperan dengan matras yang di bawah.


1.13 Akhirnya DAMRI datang. Penumpangnya penuh. Sopir masih muda tanpa kenek. Terlihat profesional. Mengarahkan penulis dan teman baru duduk sesuai nomor di aplikasi. Dan berangkat...

Terima kasih DAMRI. Mungkin yang perlu dibenahi di DAMRI Apps untuke menyesuaikan alamat agen di Singkawang dan nomor agen yang bisa dihubungi di setiap area pemberangkatan.

Komentar

Postingan Populer